Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Siklus

Gambar
-Tsaahh, Siklus. Di jalan-jalan setapak yang kulalui; Ada yang tampak berbeda sore ini; Aku melihat seseorang sedang sendiri; Pandangannya kosong; dingin; hampa tak berarti. Aku mencoba melihatnya lebih dekat lagi. Terlihat pisau tertancap di dada dan punggungnya; tubuhnya tak mengisyaratkan apa-apa; apa yang kulihat ini nyata?. Ia tampak mencabut satu-persatu pisau itu lalu membersihkan lukanya; senyum muncul di wajahnya; ia lalu menangis sejadi-jadinya. Dia adalah orang yang sama; yang biasa terlihat di sudut-sudut kota; membuat orang lain tertawa; bahagia; saling berbagi rasa dan suka. Tapi malamnya ia isi dengan membersihkan lukanya sendirian; seperti inikah kehidupan bekerja?. Kulihat lagi ia sedang membersihkan ribuan topengnya; untuk dia kenakan dihari-hari berikutnya; tanpa lelah ia mecoba sekuat tenaga; walau dengan senyum yang sedikit memaksa; lalu malam bekerja seperti biasanya; Pagi menjelang; tapi nasib manusia kadang malang; pagi hari ia sibuk berpura-p

Titik Cahayaku

Gambar
-Tsaahh, Titik Cahayaku. Kakiku berjalan menuju sepi; Pada jiwa yang gelap dan tak berpenghuni. Malam selalu menjadi sunyi; bagi orang-orang yang lebih memilih mengasingkan diri. Dingin selalu menjadi teman dalam diskusi. Mengapa malamku selalu menjadi hampa?; pikiranku melanglang buana jauh ke sana. Aku; mungkin menjadi orang yang tak pernah tahu harus ke mana?; terjebak dalam pusaran semesta; tak pernah mendapatkan apa-apa. Bagiku semesta tak pernah berpihak pada orang yang tak tahu arah; membuatku selalu bersikap pasrah. Pada apa aku harus mendekap?; saat dunia tak lagi ingin membekap?. Pikiranku terperangkap. Kehidupan menjadi tak tentu; akupun menjadi ragu; setiap makna kudapati hanyalah ambigu; setiap sisi terasa terbelenggu; kuputar syair yang menjadikannya sendu; pikiranku beradu; membawanya pada sisi yang buntu. apakah aku akan berakhir menjadi debu?. Namun sore itu. Semesta seakan merencanakan sesuatu; kudapati kau. Bulir air jatuh menjelma menjadi hujan; me

Ada Yang

Ada Yang Aku berjalan di bawah terik, saat semua senyum menyatu dalam pelik. Di sana, saat matahari menggantung di langit. Semua orang sibuk beradu sengit. Peduli?, Itu hanya kata yang membelit. Terucap di mulut, namun sebenarnya tak pernah ada. Orang-orang berlalu lalang, tenggelam dalam dunianya. Ada yang mencari dirinya sendiri, ada yang lari bersembunyi, Ada yang menengadah congkak dengan segala puja-puji, Ada yang berebut mencari eksistensi, ada yang diam ditundukkan dunia, Ada yang mati dalam tekanan, ada yang gelisah dalam penyesalan, dan Ada yang hidup dalam kepura-puraan. Orang-orang seakan berkumpul, mewakili setiap keresahan. Apa yang mereka pertaruhkan hari ini?, Mati untuk hidup atau hidup untuk mati?, Lantas mengapa mereka tak pernah pandai bersyukur?. Jika hidup adalah tentang mencari bahagia, Tak cukupkah dengan menghargai diri sendiri?. Berterima kasih pada diri sendiri yang telah setia Walau lelah selalu datang me