Menjadi Angin


Terbangun dari tidur panjang,
Sejenak terduduk, Memperhatikan sekeliling.
Menatap wajah-wajah yang aku lupakan
Yang selama ini mengingatkan.

Dari balik kendaraan yang melintas,
Seorang anak dengan lengking tawanya,
Berlari dengan bangganya tanpa pernah
Merasakan lelah, mengingat mereka hanya memikirkan bermain.

Seketika, angin berhembus
Dari arah yang berbeda, tak sengaja
Menggelapkan pandangan
Dari apa yang selama ini aku maknai sebagai
Sisa keindahan.

"Dasar angin", kataku sambil mengusap mata.
Aku terdiam, lalu teringat pada Apa yang dulu
aku impikan.

Menjadi angin.
Entah mengapa aku hanya ingin
Menjadi angin.

Aku ingin menjadi seperti angin, yang kelak akan selalu datang pada malammu yang dingin.
Aku ingin menjadi angin, yang tak tahu arah namun selalu tepat, pulang pada pelukan yang hangat.
Aku rela menjadi angin, yang tak kau sadari namun tak tahu aku yang selalu ada.
Dan aku hanya rela menjadi angin, yang kau hirup untuk bahagiamu, tanpa pernah tahu aku yang hidup dalam hela napasmu.


| Nazri, Tsahh |

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Namamu

Berkemas, Bergegas, Berbahagialah.